Lompat ke isi

Penerjemahan fono-semantik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penerjemahan fono-semantik adalah sebuah proses penyerapan kata dimana kata yang diserap dari bahasa asal disamakan bunyi dan artinya dengan kata yang sudah ada di bahasa penerima. Terjemahan fono-semantik adalah gabungan dari proses penerjemahan bunyi dan proses penerjemahan makna.

Istilah "penerjemahan fono-semantik" pertama kali digunakan oleh linguis Israel Ghil'ad Zuckermann.[1] Hal ini merupakan dobrakan dari teori Einar Haugen mengenai proses penerjemahan leksikal. Haugen hanya mengategorikan proses penyerapan kata dalam kategori substitusi atau impor, sementara proses penyerapan kata terkamuflase dalam proses penerjemahan fono-semantik masuk ke dalam kedua kategori tersebut. Karena inilah Zuckermann mengajukan sistem klasifikasi baru atas kata-kata yang berasal dari bahasa asing, dimana ia membaginya menjadi penerjemahan fonetik, semantik, dan fono-semantik.

Bahasa Mandarin

[sunting | sunting sumber]

Penerjemahan fono-semantik sering digunakan dalam bahasa Mandarin,[2] dimana menurut Zuckermann, sering digunakan dalam merek dagang, istilah komputer dan teknologi, serta nama tempat.

Contoh kata dari proses ini adalah 威而剛 wēiérgāng (weiergang) yang berarti "kuat dan keras", merujuk pada merek Viagra, obat impotensi yang dibuat oleh Pfizer. Kata lainnya adalah World Wide Web, yang diterjemahkan menjadi wàn wéi wǎng (万维网), yang mempertahankan singkatan "www" dan berarti "puluhan ribu jaring dimensi". Kata bahasa inggris hacker (peretas) diterjemahkan sebagai 黑客 (hēikè, "tamu hitam").

Kata sonar dalam bahasa Mandarin diartikan sebagai 声纳 (shēngnà), dimana shēng berarti "bunyi" dan berarti "menerima". Bunyi sheng adalah usaha untuk membuat mirip kata serapan dengan suku kata awal dari kata yang diserap, bahasa Mandarin memiliki banyak kata sebunyi yang lebih bagus secara fonetis, tapi tidak secara semantis - contohnya seperti bunyi song (送 sòng mengantar, memberikan; 松 sōng pinus, longgar; 耸 sǒng alarm), sou (搜 sōu mencari; 叟 sŏu orang tua; 馊 sōu menjadi asam) atau shou (cf. 收 shōu dan 受 shòu menerima; 手 shǒu tangan, 首 shǒu kepala) [1]:57

Ibrani modern

[sunting | sunting sumber]

Dalam proses penerjemahan fono-semantik, bahasa asal sering kali menentukan kata dasar dan pola morfologinya, membuatnya sulit untuk menentukan pengaruh bahasa asal dalam morfologi bahasa penerima. Contohnya kata dok diserap menjadi מבדוק mivdók setelah memilih susunan bunyi yang sesuai secara fonetis dan semantis, בדק (b-d-q) yang berarti memeriksa atau membetulkan. Beberapa pola kata yang bisa digunakan contohnya seperti pola miXXaXá, maXXeXá, miXXéXet, miXXaXáim, (X adalah tempat masuknya susunan bunyi b-d-q), namun akhirnya dipilih pola miXXóX karena suku kata terakhir mirip dengan bunyi kata dok.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Zuckermann, Ghil'ad (2003). Language Contact and Lexical Enrichment in Israeli Hebrew. Palgrave Macmillan. ISBN 140391723X. 
  2. ^ See Zuckermann, Ghil'ad (2003). "Language Contact and Globalisation: The Camouflaged Influence of English on the World's Languages – with special attention to Israeli (sic) and Mandarin". Cambridge Review of International Affairs. 16 (2): 287–307. doi:10.1080/09557570302045.  As well as Zuckermann, Ghil'ad (2004). "Cultural Hybridity: Multisourced Neologization in 'Reinvented' Languages and in Languages with 'Phono-Logographic' Script". Languages in Contrast. 4 (2): 281–318. doi:10.1075/lic.4.2.06zuc. 
  3. ^ Zuckermann, Ghil'ad (2009), "Hybridity versus Revivability: Multiple Causation, Forms and Patterns", Journal of Language Contact, Varia 2:40-67, p. 59.